Selasa, 29 April 2008

KITA ADALAH CERMINAN YESUS

“Barangsiapa mendengarkan kamu, ia mendengarkan Aku; dan barangsiapa menolak kamu, ia menolak Aku; dan barangsiapa menolak Aku, ia menolak Dia yang mengutus Aku." (Luk 10:16) Yesus menyatu dengan Bapa. Dia ada dalam Bapa dan Bapa ada dalam Dia. Dia pun menyatu dengan muridNya secara nyata. Persatuan ini utuh, sehingga apa yang dikatakan dan dilakukan oleh para muridNya menunjukkan apa yang dikatakan dan dilakukan olehNya sendiri. Yesus ada dalam diriku, sehingga bila orang melihatku maka dia akan melihat Yesus yang hidup dalam diriku.

Pernah aku tinggal di negara asing. Teman-teman di negara itu beberapa kali mendapat kiriman post-card dari Indonesia dengan gambar suku Asmat yang memakai koteka, sawah, laut, hutan dan sebagainya. Gambar dari post-card itu membangun gambaran teman-teman disana mengenai Indonesia. Mereka menduga Indonesia masih begitu terbelakang. Akibatnya sering kali mereka bertanya padaku apakah di Indonesia ada ini atau itu seperti yang ada di negaranya. Dalam situasi semacam ini aku harus mampu menunjukkan bahwa Indonesia tidak seburuk yang mereka bayangkan. Aku berusaha membangun gambaran tentang Indonesia dari diriku sendiri, sebab teman-teman disana mungkin tidak akan pernah melihat Indonesia secara langsung. Bila teman-teman ingin melihat Indonesia maka cukup dengan melihatku.

Demikian pula kita sebagai pengikut Kristus. Dengan baptis maka kita telah bersatu dengan Kristus. Kita bukan manusia biasa lagi, sebab di dalam diri kita ada Yesus bahkan ada Allah. “Barangsiapa mengaku, bahwa Yesus adalah Anak Allah, Allah tetap berada di dalam dia dan dia di dalam Allah.” (1Yoh 4:15). Kita adalah manusia berdosa dan mudah sekali menyimpang dan mengingkari Allah, tapi melalui baptisan Allah telah mengangkat kita menjadi anakNya dan Dia tinggal dalam diri kita. Ini sebuah anugerah yang maha hebat. Tidak ada satu pun agama yang mempunyai konsep seperti ini.

Namun konsep ini juga membawa konsekwensi bagi diri kita. Perkataan, sikap, dan pemikiran kita harus sesuai atau mendekati perkataan, sikap dan pemikiran Allah. hal ini tidak mudah, sebab kita adalah manusia lemah yang mempunyai aneka keterbatasan, sedangkan Allah adalah sempurna. Namun bukan berarti bila kita lemah, maka kita dapat memaafkan diri untuk tidak melakukannya atau kita terlalu permisif, menjadikan kelemahan kita untuk bersembunyi dari apa yang seharusnya kita lakukan.

Dunia membutuhkan kesaksian akan hadirnya Allah. Banyaknya penderitaan membuat orang apatis atau pesimis dengan Allah. Bahkan ada orang yang bertanya bila Allah ada mengapa ada banyak penderitaan. Banyak ornag tidak peduli pada sesamanya. Di satu sisi ada orang membelanjakan ratusan ribu untuk sebuah kosmetik sedangkan disisi lain ada jutaan bayi kekurangan gizi. Setiap saat kita juga disuguhi berita tentang kekerasan dalam aneka bentuk. Kekerasan bukan hanya di luar rumah tapi juga sudah melanda di dalam rumah. Dunia krisis kasih.

Dalam situasi seperti ini kita dituntut untuk menjadi saksi kehadiran Allah. kita tidak mungkin memaksa Yesus untuk datang kembali dan menyelesaikan semua masalah ini. Tidak cukup kita memohon pada Allah agar memperbaiki
Situasi yang carut marut ini. Allah telah memilih kita dan mengutus kita untuk menjadi saksiNya di dunia. “Allah nenek moyang kita telah menetapkan engkau untuk mengetahui kehendak-Nya, untuk melihat Yang Benar dan untuk mendengar suara yang keluar dari mulut-Nya. Sebab engkau harus menjadi saksi-Nya terhadap semua orang tentang apa yang kaulihat dan yang kaudengar.(Kis 22:14-15)

Agar mampu menampakkan Allah, maka kita hendaknya mendekatkan diri padaNya. Hanya dengan cinta yang besar kita akan sanggup mengikuti jejak Allah. Cinta terwujud dalam kesukaan membaca firman Allah untuk melihat apa yang dikerjakan oleh Yesus dan memahamiNya. Tapi sayang masih banyak orang enggan membaca Kitab Suci dengan berbagai alasan. Selain itu juga berdoa dan meditasi. Doa adalah saat kita berusaha berbicara dan mendengarkan Allah, namun sering kali dalam doa kita hanya berbicara sehingga lupa mendengar Allah yang ada dalam hati kita. Meditasi adalah saat kita berusaha hening untuk melihat seluruh hidup kita dalam terang Allah. Namun banyak orang merasa tidak punya waktu, sebab seluruh waktu sudah habis untuk beraktifitas. Bila kita tidak melakukan semua itu, maka akan sulit bagi kita untuk menjadi cermin Allah.

0 komentar:

 
langkah peziarah - Template By Blogger Clicks