Kamis, 17 April 2008

ADVENT

Advent adalah masa penantian kehadiran Yesus Kristus. Selama sebulan umat diajak untuk menantikan kehadiran sang juru selamat. Gereja mempersiapkan umat agar mereka siap menerima kehadiran Sang Juru selamat dalam kesederhanaan. Kehadiran yang tidak terduga. Menanti sebuah masa baru, yaitu masa penyelamatan.

Apakah masa penantian itu masih relevan untuk saat ini? Bukankah kita semua sudah tahu bahwa Kristus sudah lahir dan wafat? Memang Kristus sudah lahir, wafat dan bangkit. Tapi Kristus sendiri bersabda bahwa Dia akan datang kembali untuk yang kedua kalinya. “Kamu telah mendengar bahwa Aku telah berkata padamu; Aku pergi, tapi Aku akan datang kembali padamu.” (Yoh 14:28). Seperti kedatanganNya yang pertama yang sangat misterius, maka kedatangan Yesus yang kedua juga sangat misterius. Dia akan datang lagi dalam kemuliaanNya (Luk 21:27). Tidak ada orang yang tahu kapan hal itu akan terjadi. Yesus hanya memberikan tanda-tanda yang mendahului kedatangannya (Mat 24:3-8). Dia akan datang secara tiba-tiba dan saat itu juga terjadilah pengadilan (Luk 17:30-35). Kedatangan Kristus merupakan akhir dari sebuah karya penyelamatan (Luk 21:28). Inilah yang menjadi harapan kita. Dalam masa advent inilah kita diingatkan kembali akan hal itu.

Apakah makna penantian itu? Penantian bukanlah sebuah tindakan pasif. Hanya menunggu. Melainkan sebuah tindakan aktif yang penuh harapan akan masa mendatang. Kita diajak untuk mempersiapkan diri menantikan masa pengadilan. Maka dalam advent juga diserukan pertobatan. Dalam minggu kedua masa Advent bacaan Injil mengisahkan seruan tobat oleh Yohanes Pembaptis. Pertobatan bukan hanya sekedar menyadari dan mengakui semua kesalahan, melainkan ada perubahan sikap hidup. Perubahan perilaku hidup dari hidup yang berdosa menjadi hidup yang dikehendaki Allah. Ada buah-buah pertobatan. Hasil pertobatan yang bisa dirasakan oleh sesama.

Dosa mempunyai aspek vertikal, yaitu rusaknya hubungan manusia dengan Tuhan dan aspek horisontal yaitu rusaknya hubungan manusia dengan sesama. Maka dalam tobat kita dituntut untuk memperbaiki hubungan kita dengan Allah melalui doa dan membaca Kitab Suci untuk semakin mendekatkan diri dengan Allah dan memahami kehendakNya. Kedua, memperbaiki hubungan dengan sesama melalui amal bakti yaitu melakukan tindakan kasih pada sesama. Memberikan apa yang kita miliki kepada sesama. Entah tenaga, kasih, kekayaan dan sebagainya pada sesama. Selain itu kita juga hendaknya melakukan mati raga yaitu mengendalikan semua dorongan nafsu kedagingan, misalnya nafsu untuk marah, serakah, iri, dengki dan sebagainya.

Salah satu tokoh Advent adalah Maria. Dia adalah figur yang penting dalam sejarah keselamatan. Bukan hanya sebagai perempuan yang dipilih Tuhan menjadi ibu sang Juru Selamat, melainkan juga keteladan imannya yang sangat mengagumkan. Gereja mengangkatnya sebagai ibu Gereja, orang yang melahirkan Gereja. Orang beriman yang pertama. Dalam kesederhanaan hidupnya dia menampilkan keteguhan imannya. Penyerahan keseluruhan hidupnya pada kehendak Allah, “Sesungguhnya aku ini adalah hamba Tuhan, terjadilah padaku menurut perkataanmu itu.” (Luk 1:38). Warta malaikan yang menyatakan bahwa dia akan mengandung bukanlah sebuah persoalan sederhana pada jaman itu. Dia masih belum menikah. Bila dia hamil tentu dia melakukan zinah. Hukuman bagi perempuan yang diketahui berbuat zinah adalah dirajam sampai mati. Sebuah hukum yang sangat mengerikan dan tidak adil. Namun Maria menerima konsekwensi itu.

Dalam masa Advent kita diingatkan lagi akan bagaimana beriman itu. Beriman tidak hanya menyatakan kepercayaan pada Allah, melainkan juga keberanian untuk menerima konsekwensi dari sebuah pilihan. Kepasrahan kepada kehendak Allah yang sering kali sangat gelap bagi kita saat ini. Seringkali kita goyah akan iman bahkan banyak orang meninggalkan imannya sebab dia tidak berani menerima konsekwensi dari iman atau hanya mengejar kesenangan pribadinya. Kita juga sering kurang pasrah pada kehendak Allah. Bahkan kita sering berusaha mengatur Allah, mengingingkan Allah seperti yang kita kehendaki. Dalam masa Advent kita belajar pada Maria bagaimana beriman dengan baik.

Dengan demikian masa Advent adalah masa kita merenungkan kembali pilihan hidup kita dan memperbaharui diri dengan aneka tindakan tobat, sehingga kita layak menerima kehadiran Kristus yang kedua kalinya.

0 komentar:

 
langkah peziarah - Template By Blogger Clicks