Selasa, 29 April 2008

PERBUATAN BAIK DEMI MEMULIAKAN ALLAH

“Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di sorga” (Mat 5:16) Yesus selama hidupnya senantiasa berbuat baik kepada setiap orang yang membutuhkan. Maka Dia pun menghendaki agar para muridNya melakukan hal yang sama. Perbuatan baik harus dinyatakan agar dilihat oleh banyak orang dan mereka akan memuji Bapa yang di surga. Jadi tujuan perbuatan baik adalah agar manusia memuji Bapa yang disurga.

Sabda Yesus ini sangat berat. Orang cenderung ingin menonjolkan diri. Orang ingin dihargai dan diperhitungkan. Perbuatan baik juga menjadi sarana untuk menonjolkan diri atau minimal diperhitungkan. Akibatnya dia tidak mewartakan Allah melainkan dirinya sendiri. Hal ini tampak banyaknya orang putus asa atau menjadi jenuh untuk melakukan kebaikan sebab apa yang dia lakukan terasa tidak ada hasilnya. Orang yang dibantu tetap saja tidak berubah dan orang lain pun dianggap kurang menghargai apa yang sudah dikerjakan, sehingga dia merasa apa yang telah dilakukan hanyalah sia-sia.

Menyikapi akan hal ini Yesus bersabda, “Tetapi jika engkau memberi sedekah, janganlah diketahui tangan kirimu apa yang diperbuat tangan kananmu.” (Mat 6:3). Orang tidak perlu menunjukkan apa yang sudah dilakukannya sebab Allah sudah melihat. Allah bukan melihat apa yang nampak tapi apa yang ada dalam hati manusia. Allah menilai apa yang tersirat dalam hati orang. Ketika Yesus melihat orang Farisi dan seorang pendosa berdoa, Dia bersabda bahwa Allah mendengarkan doa orang berdosa, sebab dia berdoa didasari oleh hati yang tulus. Tidak mencari pujian

Dalam dunia saat ini dimana prestasi sangat diagungkan sehingga manusia dihargai bukan karena dia adalah manusia tapi karena dia berprestasi maka ada bahaya besar dimana orang berbuat baik agar dihargai. Orang saling menonjolkan apa yang sudah dilakukan dan kehebatan-kehebatannya. Saat terjadi reformasi di negara kita, tiba-tiba muncul orang yang menyatakan diri sebagai tokoh reformasi, padahal sebelum ada gerakan mahasiswa dia tidak pernah menunjukkan dirinya sebagai oposisi pemerintah. Dia muncul begitu saja dan berusaha berbuat baik agar diperhitungkan oleh rakyat. Banyak contoh yang dapat kita lihat dimana orang berbuat baik demi kepentingan pribadi. Hal ini juga ada dalam tubuh Gereja.

Agar mampu berbuat baik demi memuji Tuhan, seseorang harus memiliki semangat rendah hati. Setiap pekerjaan yang dilakukan didasari oleh kerendahan hatinya dan kesadaran bahwa apa yang dilakukan sebetulnya adalah pekerjaan Allah. Kita hanya sebagai pelaksana belaka. “Kita harus mengerjakan pekerjaan Dia yang mengutus Aku,” (Yoh 9:4). Yesus mengingatkan bahwa kita hanyalah hamba yang tidak berguna yang mengerjakan apa yang seharusnya kita kerjakan. Bila perbuatan baik adalah apa yang seharusnya kita kerjakan, maka orang tidak akan merasa bangga telah mengerjakan hal itu. Seperti seorang ibu yang setiap hari memasak bagi keluarganya. Dia mengerjakan itu sebagai apa yang seharusnya dia kerjakan, maka dia tidak merasa berprestasi atau menonjolkan apa yang sudah dilakukanya. Perbuatan baik adalah bagian dari iman, maka tidak ada yang dapat dibanggakan bila kita melakukannya.

Tuhan menganugerahkan kepada kita kemampuan dan bakat. Setiap orang diberi secara berbeda-beda, sebab Tuhan mengingkan semua orang melalui apa yang dimilikinya itu meneruskan apa yang sudah diawali olehNya. Tuhan menciptakan dunia baik adanya dan manusia diminta untuk menjaganya. Perbuatan baik bertujuan menjaga agar ciptaan Tuhan dapat hidup bahagia. Maka kita melakukan apa yang sesuai dengan anugerah yang telah diterima dari Tuhan. “jika karunia untuk menasihati, baiklah kita menasihati. Siapa yang membagi-bagikan sesuatu, hendaklah ia melakukannya dengan hati yang ikhlas; siapa yang memberi pimpinan, hendaklah ia melakukannya dengan rajin; siapa yang menunjukkan kemurahan, hendaklah ia melakukannya dengan sukacita.” (Rm 12:8).
Perbuatan baik juga hendaknya dilakukan secara iklas dan didorong oleh belas kasihan. Iklas adalah ketulusan hati dimana bila seseorang melakukan suatu tindakan tanpa memiliki motivasi demi dirinya sendiri melainkan demi kebahagiaan sesama. Dia tidak peduli apakah pekerjaan yang telah dilakukan akan dipuji atau dicela oleh sesama. Dia hanya ingin melakukan sebab merasa berbelas kasih oada sesama. Bila pekerjaan dilakukan dengan iklas, maka dia akan bergembira, tidak putus asa, kecewa dan lain-lain.

0 komentar:

 
langkah peziarah - Template By Blogger Clicks